- Candi Bajangratu
Candi
yang terbuat dari batu bata merah ini memiliki ketinggian + 16,1 meter lebar 6
meter dan panjang 6,74 meter, berbentuk bangunan gapura paduraksa yang mempunyai
sayap kanan dan kiri. Candi ini juga dihiasi oleh relief kepala garuda,
matahari diapit naga, kepala kala diapit singa dan binatang bertelinga panjang.
Di bagian sayap terpahat relief cerita Rama dan di bagian kaki candi terpahat
relief cerita Sritanjung. Candi ini ada hubungannya dengan Raja Jaya Negara.
Fungsi Candi Bajang Ratu sebagai gapura pintu masuk bangunan suci. Letaknya
sangat mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Terletak
di Desa Temon Kecamatan Trowulan.
- Candi Tikus
Candi
Tikus yang terbuat dari batu bata merah dengan ukuran tinggi 5,20 meter,
panjang 25,4 meter dan lebar 23,6 meter ini konon merupakan taman air dan
tempat bersuci putri kerajaan Majapahit. Candi ini disebut Candi Tikus karena
sewaktu ditemukan merupakan tempat bersarangnya tikus yang memangsa padi para
petani. Arsitektur bangunan melambangkan kesucian Gunung Mahameru sebagai
tempat bersemayamnya para dewa. Menurut kepercayaan Hindu gunung Mahameru juga
merupakan tempat sumber air Tirta Amerta atau air kehidupan, yang dipercaya
mempunyai kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan. Dari mitos ini air
yang mengalir di Candi Tikus dianggap bersumber dari Gunung Mahameru. Sampai
saat ini masih ada masyarakat petani yang percaya bahawa air yang ada di Candi
Tikus dapat digunakan untuk menolak atau mengusir hama tikus dari sawah. Candi
ini sangat mudah dicapai baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
Terletak di Desa Temon Kecamatan Trowulan dan tak jauh dengan lokasi situs
candi Bajangratu.
- Candi Brahu
Candi
Brahu terbuat dari bata dan berasal dari masa empu Sendok Majapahit. Candi ini
merupakan candi agama Budha, Candi Brahu tidak mempunyai hiasan hanya bagian
atap terdapat sisa bagian dasar stupa. Disekitar candi banyak ditemukan
benda-benda yang juga menunjuk ciri-ciri Budhis. Menurut cerita rakyat Candi
Brahu merupakan tempat disimpan abu para raja-raja Majapahit yaitu Brawijaya
pembakaran raja-raja Majapahit diantaranya Brawijaya I,II,II dan IV. Setelah
dibakar abunya kemudian disimpan di dalam goa yang terdapat dalam candi. Candi
Brahu terletak di desa Bejijong Trowulan
- Candi Waringin Lawang
Candi
ini diperkirakan sebagai pintu gerbang utama untuk masuk ke komplek kerajaan
Majapahit. Bentuknya berupa gapura belah ( candi Bentar ). Bangunan ini terbuat
dari batu bata dengan ukuran tinggi 13,7 m panjang 13 m lebar 11m. Menurut
cerita rakyat gapura Wringin Lawang merupakan salah satu bapura masuk ke
alun-alun Mojopahit. Di dekat gapura dahulu juga dilengkapi dengan
paseban,yaitu tempat menunggu bagi orang-orang yang akan sowan kepada raja.
Candi ini dikenal dengan Candi Wringin Lawang, konon dulu didekat candi ini
tumbuh dua pohon beringin berjajar yang besar. Candi ini terletak di Desa Jati
Pasar, Kecamatan Trowulan, di tepi jalan Raya Surabaya, Jombang mudah dijangkau
baik dengan angkutan umum atau kendaraan pribadi ataupun kendaraan roda dua (motor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar